Senin, 22 September 2014

KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
    Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya manusia.
    Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut
    Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yangterjadi di dalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
    Berdasarkan latar belakang tersebut maka pembahasan mengenai proses komunikasi dalam pembelajaran perlu pembahasan yang lebih kompleks lagi.


B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah  dalam makalah ini:
1.    Apakah pengertian dari komunikasi
2.    Bagaimana proses komunikasi dalam pembelajaran
3.    Bagaimana komunikasi efektif dalam pembelajaran

C.    Tujuan
1.    Mengetahui pengertian dari komunikasi
2.    Mengetahui bagaimana proses komunikasi dalam pembelajaran
3.    Mengetahui bagaimana komunikasi efektif dalam pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi
    Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai makna yang hampir sama. Menurut Mulyana, (2010) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
    Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005)
    Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan tujuan dengan mengharapkan feedback atau umpan balik.
    Lasswell dalam Hafied (2006) manambahkan bahwa dalam komunikasi terdapat lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
-    Komunikator (communicator, source, sender)
Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.
-    Pesan (message)
Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima
-    Media (channel, media)
Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik penerima pesan.
-    Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient).
Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima
-    Efek (effect, impact, influence)
Terjadinya efek dalam suatu proses komunikasi dalam pembelajaran sangat tergantung dari fasilitator dalam penyampaian materi serta kebutuhan peserta dalam materi yang disampaikan.

B.    Pengertian Pembelajaran

    Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif. Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki ciri-ciri :
Ø    ada tujuan yang ingin dicapai
Ø    ada pesan yang akan ditransfer
Ø    ada pelajar
Ø    ada guru
Ø    ada metode
Ø    ada situasi ada penilaian
    Terdapat beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu pengajar, siswa, sumber belajar, alat belajar, dan kurikulum (Saragih, 2011). Association for Educational Communication and Technology (AECT) menegaskan bahwa pembelajaran (instructional) merupakan bagian dari pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.
    Suatu sistem instruksional diartikan sebagai kombinasi komponen sistem instruksional dan pola pengelolaan tertentu yang disusun sebelumnya di saat mendesain atau mengadakan pemilihan, dan di saat menggunakan, untuk mewujudkan terjadinya proses belajar yang berarah tujuan dan terkontrol, dan yang : a) didesain untuk mencapai kompetensi tertentu atau tingkah laku akhir dari suatu pembelajaran; b) meliputi metodologi instruksional, format, dan urutan sesuai desain; c) mengelola kondisi tingkah laku; d) meliputi keseluruhan prosedur pengelolaan; e) dapat diulangi dan diproduksi lagi; f) telah dikembangkan mengikuti prosedur; dan g) telah divalidasi secara empirik. (Yusufhadi, 2010).
    Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran.
C.    Komponen-komponen Pembelajaran
    Komponen-komponen tersebut antara lain adalah tujuan pengajaran yang ingin dicapai, materi pengajaran, metode pengajaran, media pengajaran, evaluasi, guru, siswa, administrasi pengajaran, sarana dan prasarana pengajaran (Sanjaya, 2010).
·    Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan salah satu komponen pembelajaran yang dapat
mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya seperti materi, metode, media, evaluasi, peserta didik, administrasi pengajaran, sarana dan prasarana. Semua komponen itu harus sesuai dan digunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Jika salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena dengan tujuan menentukan ke arah mana kegiatan akan dibawa. Sebagai unsur penting untuk suatu kegiatan, maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak bisa diabaikan.
·    Materi Pelajaran
    Materi pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang selama ini
dipahami oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan untuk dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Materi pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa materi pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Guru yang akan mengajar pasti memiliki dan harus menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik. Biasanya aktivitas peserta didik akan berkurang bila bahan pelajaran yang diberikan guru kurang menarik perhatiannya. Materi pelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik karena akan memotivasi peserta didik untuk belajar. Maslow mengatakan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya. Sedangkan (Sudjana, 2004) mengatakan bahwa materi pelajaran dapat diperoleh dari sumber belajar, dimana penggunaan sumber belajar yang bervariatif memiliki banyak kegunaan bagi peserta didik diantaranya: Memotivasi belajar siswa, Pencapaian tujuan pembelajaran, Mendukung program pembelajaran (aktivitas belajar), Membantu memecahkan masalah, Mendukung pengajaran presentasi (pembelajaran yang mengaktifkan siswa).
·    Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum, berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin baik suatu metode makin efektif pula dalam pencapaiannya. Akan Tetapi tidak ada satupun metode yang paling baik bagi semua macam pencapaian tujuan, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dan yang paling menentukan adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun jenis metode-metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah: Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode demonstrasi, Metode experiment, Metode resitasi/ penugasan, Metode drill/latihan, Metode problem solving, Metode inquiry, Metode teknik klarifikasi nilai, Metode Role Playing, Metode Simulasi, Metode Karya wisata, Metode kerja kelompok, Metode diskusi, dan Metode proyek. Macam-macam metode di atas dapat menjadi pilihan bagi guru, yang sebelumnya telah disesuaikan dengan tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas, dan kemampuan guru sendiri. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat optimal dan tujuan pendidikan dapat dicapai.
·    Media Pembelajaran
Media pendidikan menurut Santoso S Hamidjojo adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran, dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar tujuan pembelajaran. Penggunaan media oleh guru dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu:
-    Meningkatkan mutu pendidikan, di mana dapat mempercepat dan membantu guru menggunakan waktu belajar dengan lebih baik,
-    Pendidikan yang individual, dengan mengurangi kontrol guru yang tradisional dan kaku, memberi kesempatan luas kepada anak untuk berkembang menurut kemampuannya dan belajar sesuai cara yang dikehendakinya
-     Pengajaran lebih ilmiah, dengan merencanakan program pengajaran yang logis, dan sistematis, serta mengembangkan kegiatan pengajaran melalui penelitian,
-    Data lebih konkret
-    Membawa dunia nyata ke dalam kelas
-    Penyajian pendidikan lebih luas.

·    Evaluasi Pembelajaran
    Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran mutlak harus dilakukan oleh
guru. Penilaian merupakan bagian integral dari pembelajaran itu sendiri, yang tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran. Penilaian bertujuan menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program serta pelaksanaannya.

D.    Proses Komunikasi dalam Pembelajaran

    Komunikasi merupakan suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa saling berkomunikasi. Jika komunikasi kedua pihak efektif, maka pembelajaran efektif. Namun jika komunikasi kedua pihak tidak efektif maka pembelajaran pun tidak efektif. Efektivitas pembelajaran dapat diukur dari tercapainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Atas dasar pemikiran ini maka komunikasi memiliki pengaruh yang besar dalam pembelajaran. Berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran bisa bergantung pada efektif-tidaknya komunikasi antara guru dan siswa.
    Selain itu, dalam proses komunikasi pembelajaran dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh siswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi ini akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
    Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
    Sokolove dan Sadker seperti dikutip (JICA, 2009) dalam bukunya membagi keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu :
a.    Kemampuan untuk Mengungkapkan perasaan siswa.
    Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses belajar mengajar, yang memungkinkan peserta didik mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam ini dapat ditumbuhkan oleh pengajar dengan dua cara, yaitu menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif. Untuk menumbuhkan iklim semacam ini, pendidik harus bersikap: 1) memberi dorongan positif; 2) bertanya yang tidak memojokkan; dan 3) fleksibel.
b.    Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan siswa.
    Apabila siswa telah bebas mengungkapkan problem yang dihadapinya, selanjutnya tugas dosen adalah membantu mengklarifikasi ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk kepentingan ini, dosen perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori. Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai kefektifan dari perbuatan tersebut. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya.
c.    Mendorong siswa untuk memilih perilaku alternatif.

E.    Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
    Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
1.    Kejelasan.
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
2.    Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
3.    Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4.    Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
5.    Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
    Menurut Santoso Sastropoetro berkomunIkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :
·    menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
·    menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
·    pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
·    pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
·    pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
    Untuk membentuk keadaan diatas maka seorang fasilitator  berkomunikasi dalam proses pembelajaran sebaiknya :
·    Dengarkan jangan menyela
·    Lakukan pengulangan dengan menggunakan komunikasi nonverbal
·    Ungkapkan perasaan dengan terbuka dan jujur
·    Jangan menilai dan lepaskan emosi negatif
·    Hindari komunikasi yang membuka front pertengkaran (menyindir, menyalahkan dll)
·    Jangan menggurui
·    Beradaptasi pada bahasa tubuh dan perasaan mereka
·    Tunjukan rasa persetujuan (apa yang dikangumi dari mereka)
·    Berikan kesan bahwa anda berada dalam satu tim yang sama
·    Berikan mereka senyuman terbaik anda
·    Menawarkan saran yang bermanfaat dan berikan motivasi

BAB III
KESIMPULAN

    Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan tujuan dengan mengharapkan feedback atau umpan balik.
    Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa saling berkomunikasi. Proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran harus berjalan dengan efektif dan efesien. Efektivitas pembelajaran dapat diukur dari tercapainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran bisa bergantung pada efektif-tidaknya komunikasi antara guru dan siswa. Agar dapat menyampaikan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran,  seorang guru harus memiliki keterampilan komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi ini merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi ini merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar.
    Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hefield. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi . PT Raja Grafindo. Jakarta
JICA. 2009. Buku Petunjuk Guru Untuk Pembelajaran Yang Lebih Baik. International Development Center Of Japan
Mulyana Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya. Jakarta
Nana Sudjana, 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung
Saragih, Hasan. 2011. Materi Kuliah Teori Belajara dan Pembelajaran. Unimed. Medan





2 komentar: